Minggu, 13 Oktober 2013

Kedewasaan Komunitas

Rata-rata pada awal terbentuknya sebuah kelompok atau komunitas sebahagian besar anggotanya memiliki semangat yang cukup tinggi untuk memajukan komunitas. Namun lambat laun semangat tersebut terkesan luntur banyak anggota yang sibuk dengan urusannya dan ada juga yang bilang kinerja komunitas menjadi menurun karena adanya aturan baku sehingga membuat komunitas menjadi tidak fleksibel lagi. Atau bisa jadi juga menurunnya kinerja komunitas disebabkan pemimpin dari komunitas itu sendiri tidak cukup profesional. Dalam ilmu Kepemimpinan selain aspek kepemimpinan aspek kedewasaan anggota (bawahan) juga sangat diperhatikan seperti yang disebutkan oleh Wahyusumidjo, dalam bukunya ia menyebutkan bahwa kedewasaan anggota (bawahan) dikelompokan kedalam empat bagian:
1. Tidak mau dan tidak mampu
2. Mau tetapi tidak mampu
3. Tidak mau tetapi mampu
4. Mau dan mampu
Menurut pengamatan saya, pada awal berdirinya sebuah komunitas posisi kedewasaan anggota berada pada bagian kedua yaitu mau tetapi tidak mampu sehingga mereka bekerja sekeras mungkin untuk memajukan komunitas, namun setelah komunitas mulai bertumbuh kedewasaan anggota juga ikut naik yaitu ke bagian ketiga yaitu tidak mau tetapi mampu, akan tetapi jika hal tersebut tidak di kelola dengan baik oleh pemimpin maka akan terjadi penurunan kinerja pada komunitas tersebut sebab gaya kepemimpinan pada setiap tingakatan kedewasaan anggota (bawahan) berbeda. Jika dulunya disaat anggota berada pada posisi Mau tetapi tidak mampu mereka cukup didampingi namun jika anggota atau bawahan berada pada tahap tidak mau tetapi mampu maka tipe kepemimpinan yang bisa dipergunakan adalah kepemimpinan partisipasi. Dalam konsep manajemen modern juga disebutkan jika sebuah organisasi ingin berubah maka yang pertama kali harus berubah adalah pemimpinnya.
Referensi
Wahyusumidjo. 1987.  Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta:Ghalia Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :)