Pustakawan mana yang tidak ingin bekerja lebih cepat dan memberikan pelayanan prima, akan tetapi keinginan tersebut seringkali terganjal oleh beberapa hal seperti kekurangan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya dalam bentuk dana. Kemarin ada teman yang bercerita kalau dia bertemu dengan seorang pusatakawan yang sangat ingin untuk mengoptimalkan pelayanannya dengan jalan menggunakan otomasi bahkan untuk mewujudkan keinginannya si pustakwan tersebut pernah membeli program otomasi seharga puluhan juta dan pada akhirnya program tersebut tidak juga berjalan. Miris sekali rasanya uang yang di gelontarkan puluhan juta bahkan ada perpustakaan yang mengucurkan dana ratusan juta tapi tidak ada hasilnya.
Seharusnya seorang pustakwan harus jeli melihat peluang untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Kalaupun mereka tidak memiliki kekuasaan untuk mewujudkan ide tersebut toh mereka bisa berikan masukan kepada pengambil kebijakan. Para pustakawan harus berfikir keluar dari kotak, kalaupun di group ataupun milis pustakawan mereka tidak mendapatkan solusi mereka bisa gabung ke group-group lain yang terdiri dari orang-orang lintas profesi. Saat ini ada banyak software-software otomasi yang berlisensikan open source kalau pustawakan mampu mereka tidak akan mengeluarkan dana sepersenpun (diluar biaya akses internet), kalau tidak mampu cukup sewa orang untuk instalasi jadi perpustakaaan hanya membeli support. Kalau masih tidak mampu sewa silahkan berdayakan jaringan yang ada.
Komunitas adalah salah satu bentuk jaringan, Sebahagian besar komunitas open source didalamnya ada orang yang siap membantu secara sukarela, termasuk software-software otomasi perpustakaan sebut saja salah satunya SLiMS atau senayan library management systems. Komunitas SLiMS bisa dibilang ada di setiap provinsi, dan setahu saya teman-teman di komunitas SLiMS juga sangat suka dengan pustakwan-pustakawan yang ingin lebih maju, biasanya kalau teman-teman komunitas tidak bisa datang kelapangan mereka bantu dengan remot desktop. Masalahnya teman-teman pustawakan yang kurang responsif dan agresif, disaat ada acara belajar bersama mereka tidak mau datang biasanya baru datang nanti ada apanya. Kalau bertanya di group tidak di jawab malah dibilang groupnya tidak asik.
Saya secara pribadi tidak bermaksud memukul rata, menggurui ataupun menyudutkan pihak-pihak tertentu, secara pribadi saya hanya ingin melihat perpustakaan dengan palayan prima kalau bisa tanpa menghabiskan dana besar kalaupun harus menghabiskan dana besar seharusnya hasil yang didapatkan setara.
0 komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :)